Pernikahan Agung di Yogyakarta
Tradisi royal wedding atau pernikahan agung tidak hanya terdapat di negara-negara Eropa saja. Di Indonesia pun ada pernikahan agung semacam itu. Dari banyak pulau di Indonesia bahkan setiap pulau pun memiliki tata cara pernikahan yang unik dan sangat mengusung budaya dari daerahnya. Setiap daerah memiliki prosesi upacara pernikahan yang berbeda tetapi, semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu agar kelak kehidupan kedua pengantin akan selalu bahagia.
Pernikahan Agung yang belum lama ini di adakan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pernikahan putri Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas yaitu Gusti Kanjeng Ratu Bendara dengan Kanjeng Pangeran Harya Yudanegara ini diadakan di Keraton Yogyakarta. Jika di Inggris Pangeran William dan Kate Middleton berlangsung dengan tradisi monarki Inggris, pernikahan putri Sri Sultan Hamengkobuwono X ini menggunakan konsep kirab. Konsep kirab ini telah digunakan oleh keluarga keraton secara turun temurun. Rangkaian pernikahan yang berlangsung selama 3 hari ini kental sekali dengan budaya keraton Yogyakarta. Diantaranya adalah prosesi upacara Pelangkahan karena Gusti Kanjeng Ratu Bendara melangkahi kakaknya, setelah itu dilanjutkan prosesi Ngabekten. Selain itu juga dilakukan prosesi siraman untuk pengantin pria dan juga wanita. Prosesi siraman ini memiliki makna untuk menyucikan kedua calon pengantin. Biasanya siraman dilakukan oleh ibu dari calon pengantin, kerabat, dan sesepuh yang dianggap memiliki kehidupan yang berhasil. Air siraman pun di ambil dari 7 sumur air yang berbeda. Hal ini dilakukan agar kelak calon pengantin diselimuti kebahagiaan dalam hidupnya. Setelah prosesi siramancalon pengantin minum jamu dan dikerik (prosesi merapikan anak rambut dibagian kening dan tengkuk). Maksud dengan dikerik ini agar terlihat rapi saat dihias. Tidak sampai disitu setelah itu malamnya diadakan prosesi Tantingan dan prosesi Midodareni.
Setelah semua prosesi itu dijalankan sampailah kepada acara akad nikah. Dan setelah acara akad nikah selesai itu menjadi pesta warga Yogyakarta. Seperti di Inggris, Gusti Kanjeng Ratu Bendara dengan Kanjeng Pangeran Harya Yudanegara akan menaiki kereta pusaka yang dikenal dengan Kereta Kyai Jongwiyat. Dan kereta ini melewati jalan Malioboro dan disana sudah banyak warga Yogyakarta yang juga ingin merayakan pernikahan tersebut. Dan momen pernikahan putri Sri Sultan HB X ini juga menjadi momen yang membahagiakan warga Yogyakarta. Karena kabar pernikahan agung putri keraton ini juga mengundang para turis mancanegara untuk datang dan mengetahui prosesi salah satu pernikahan agung di Indonesia. Dan kedatangan turis ini juga secara tidak langsung meningkatkan pendapatan warga Yogyakarta dan semakin membentuk image untuk para warga asing bahwa budaya Indonesia yang sangat beragam.
Prosesi pernikahan yang unik dan mengangkat budaya turun temurun tidak hanya ada di Yogyakarta tetapi juga di setiap daerah di Indonesia memiliki tata cara tersendiri yang juga tidak kalah unik. Meskipun prosesi yang dilakukan di setiap daerah berbeda-beda tetapi, tujuan diadakannya adalah semata-mata untuk kebahagiaan kedua pengantin menurut tata cara yang telah turun temurun. Jadi bukan hanya di Inggris yang terdapat Royal Wedding, Indonesia pun punya pernikahan agung yang lebih unik dan tentunya dapat lebih merekatkan hubungan antara sesama. Kita pun patut bangga karena di zaman modern ini kita masih mempunyai tradisi yang kaya akan budaya turun temurun.
Tradisi royal wedding atau pernikahan agung tidak hanya terdapat di negara-negara Eropa saja. Di Indonesia pun ada pernikahan agung semacam itu. Dari banyak pulau di Indonesia bahkan setiap pulau pun memiliki tata cara pernikahan yang unik dan sangat mengusung budaya dari daerahnya. Setiap daerah memiliki prosesi upacara pernikahan yang berbeda tetapi, semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu agar kelak kehidupan kedua pengantin akan selalu bahagia.
Pernikahan Agung yang belum lama ini di adakan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pernikahan putri Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas yaitu Gusti Kanjeng Ratu Bendara dengan Kanjeng Pangeran Harya Yudanegara ini diadakan di Keraton Yogyakarta. Jika di Inggris Pangeran William dan Kate Middleton berlangsung dengan tradisi monarki Inggris, pernikahan putri Sri Sultan Hamengkobuwono X ini menggunakan konsep kirab. Konsep kirab ini telah digunakan oleh keluarga keraton secara turun temurun. Rangkaian pernikahan yang berlangsung selama 3 hari ini kental sekali dengan budaya keraton Yogyakarta. Diantaranya adalah prosesi upacara Pelangkahan karena Gusti Kanjeng Ratu Bendara melangkahi kakaknya, setelah itu dilanjutkan prosesi Ngabekten. Selain itu juga dilakukan prosesi siraman untuk pengantin pria dan juga wanita. Prosesi siraman ini memiliki makna untuk menyucikan kedua calon pengantin. Biasanya siraman dilakukan oleh ibu dari calon pengantin, kerabat, dan sesepuh yang dianggap memiliki kehidupan yang berhasil. Air siraman pun di ambil dari 7 sumur air yang berbeda. Hal ini dilakukan agar kelak calon pengantin diselimuti kebahagiaan dalam hidupnya. Setelah prosesi siramancalon pengantin minum jamu dan dikerik (prosesi merapikan anak rambut dibagian kening dan tengkuk). Maksud dengan dikerik ini agar terlihat rapi saat dihias. Tidak sampai disitu setelah itu malamnya diadakan prosesi Tantingan dan prosesi Midodareni.
Setelah semua prosesi itu dijalankan sampailah kepada acara akad nikah. Dan setelah acara akad nikah selesai itu menjadi pesta warga Yogyakarta. Seperti di Inggris, Gusti Kanjeng Ratu Bendara dengan Kanjeng Pangeran Harya Yudanegara akan menaiki kereta pusaka yang dikenal dengan Kereta Kyai Jongwiyat. Dan kereta ini melewati jalan Malioboro dan disana sudah banyak warga Yogyakarta yang juga ingin merayakan pernikahan tersebut. Dan momen pernikahan putri Sri Sultan HB X ini juga menjadi momen yang membahagiakan warga Yogyakarta. Karena kabar pernikahan agung putri keraton ini juga mengundang para turis mancanegara untuk datang dan mengetahui prosesi salah satu pernikahan agung di Indonesia. Dan kedatangan turis ini juga secara tidak langsung meningkatkan pendapatan warga Yogyakarta dan semakin membentuk image untuk para warga asing bahwa budaya Indonesia yang sangat beragam.
Prosesi pernikahan yang unik dan mengangkat budaya turun temurun tidak hanya ada di Yogyakarta tetapi juga di setiap daerah di Indonesia memiliki tata cara tersendiri yang juga tidak kalah unik. Meskipun prosesi yang dilakukan di setiap daerah berbeda-beda tetapi, tujuan diadakannya adalah semata-mata untuk kebahagiaan kedua pengantin menurut tata cara yang telah turun temurun. Jadi bukan hanya di Inggris yang terdapat Royal Wedding, Indonesia pun punya pernikahan agung yang lebih unik dan tentunya dapat lebih merekatkan hubungan antara sesama. Kita pun patut bangga karena di zaman modern ini kita masih mempunyai tradisi yang kaya akan budaya turun temurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar