Rabu, 23 Oktober 2013

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

Evaluasi alternatif merupakan suatu proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih oleh konsumen. Pada tahap evaluasi konsumen harus:
1). Menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai alternatif,
2). Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan,
3). Menilai kinerja dan alternatif yang dipertimbangkan dan
4). Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir.

Philip kotler mengemukakan, “Konsumen mempelajari merek-merek yang tersedia dan ciri-cirinya. Informasi ini digunakan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam menentukan keputusan pembeliannya”(1998:170).
Menurut Sutisna, “Setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. Pertama adalah manfaat yang diperoleh dengan membeli produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan”(2001:22).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, ketika berbagai alternatif telah diperoleh, konsumen melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi altenatif tersebut, dalam keberadaanya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang akan dibelinya.
Alternatif membeli atau tidak membeli produk (merk) tertentu, dipengaruhi oleh pertimbangan atribut produk. Yaitu meliputi: manfaat, kepentingan, image, dan fungsi yang diharapkan. Pertimbangan tersebut seringkali diperbandingan antara manfaat yang akan diperoleh dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk memperoleh atau setelah membeli barang tersebut. Mempertimbangkan untuk membeli mobil kedua adalah pilihan antara keleluasaan pemakaian dan tambahan investasi maupun biaya perawatan.
Kriteria yang digunakan konsumen selama pengambilan keputusan akan tergantung pada beberapa faktor, diantaranya:

1) Pengaruh situasi,
2) Kesamaan alternatif-alternatif pilihan,
3) Motivasi,
4) Keterlibatan,
5) Pengetahuan


Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Konsumen


Kotler dan Keller (2007a:214) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model rangsangan-tanggapan. Pemasar bertugas untuk memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting--motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori--secara fundamental turut mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitFOZIczpodFScyOfRoE5dIIZ2GIKeVKO4GjN-QjSrjTU5VnOw1qEKyGdAQqk2rFSOyvLTUA6R95NfFdXgU7lWIUOQ1LAs7QdZ-79E2CejyXL80x9kTfJEF7wyy0nJ-aT1LRDH5QQWtUs/s1600/proses.bmp


Sheth dalam Ma’ruf (2005:14) menyatakan bahwa proses keputusan konsumen bukanlah berakhir dengan pembelian, namun berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan produk yang dibeli tersebut. Pengalaman itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pembelian di masa depan.
Kotler (2005a:223) menunjukkan bahwa di antara tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terdapat minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan pelanggan untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap produk secara keseluruhan. Para ahli telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi:

1.      Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.

2.      Pencarian informasi. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:
-          Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
-          Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan.
-          Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.
-          Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.

3.      Evaluasi alternatif. Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.

4.      Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.

5.      Perilaku pasca pembelian. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.

Untuk lebih jelasnya, proses pengambilan keputusan konsumen model lima tahap tersebut disajikan dalam gambar di bawah ini :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOzOxJasgEKw_hHXE9eFjTC_W4-fpbqI9lKR86Xg3jlJxT3pI-22S15__dFeE0oy7wNpCeyd1BVlZeNBxm3U3HmjtjnmhV7oNFYogn72SLhyphenhyphenaVyUVZqUGRWxoxLYcJLAelf2R0ZhKs4BA/s640/ap.bmp
  

Menurut Kotler (2005a:220), terdapat lima peran dalam keputusan pembelian, yaitu:
a.   Initiator (orang yang mengusulkan gagasan untuk membeli).
b.   Influencer (orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan).
c.  Decision maker (orang yang mengambil keputusan).
d.  Buyer (orang yang melakukan pembelian aktual).
e.       User (orang yang mengonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu).




Sumber Referensi :

Kotler & Keller, Kevin L. 2007a, Manajemen Pemasaran ( Jilid 1 ), Cetakan Kedua, Indeks, Jakarta
Ma'ruf Jasman J 2005, Riset Perilaku Konsumen : Nilai Membeli Melalui Internet,Program Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

- See more at: http://www.zoeldhan-infomanajemen.com/2013/02/tahapan-proses-pengambilan-keputusan.html#sthash.UOQQtfis.dpuf

SEGMENTASI PASAR & ANALISIS DEMOGRAFI

SEGMENTASI PASAR & ANALISIS DEMOGRAFI


Segmentasi pasar merupakan hal yang penting untuk menentukan keberhasilan pemasaran barang/jasa. Beberapa alasan mengapa segmentasi adalah hal yang pentingdiantaranya sebagai berikut:
1.Semakin majunya kehidupan manusia, semakin heterogen masyarakat, semakin beragam kebutuhan dan selera masyarakat. Tidak mungkin satu produk dapat memuaskan semua kebutuhan masyarakat.
2.Semakin maju perekonomian, akan semakin banyak kompetitor yang harusdihadapi perusahaan. Segmentasi akan mencegah perusahaan membuang sumberdayanya ke tempat yang tidak tepat.
3.Segmentasi akan membantu perusahaan untuk meraih competitive advantages terhadap saingan-saingannya melalui diferensiasi produk.4.Sebuah produk mungkin tidak dapat memuaskan semua golongangmasyarakat,tetapi mungkin dapat memuaskan suatu gplongan masyarakat yang homogen.Segmentasi akan membantu perusahaan menemukan segmen-segmen yang dapatdilayani secara maksimal.
Ada berbagai pendekatan dalam segmentasi pasar. Beberapa dasar segmentasi pasar diantaranya sebagai berikut:
1.Segmentasi demografi
Melibatkan berbagai faktor, seperti: jenis kelamin, usia, ukuran keluarga, pendapatan, pendidikan, kelas sosial, dan etnik.
2.Segmentasi psikografik
Memperhatikan pada tingkah laku masyarakat dan gaya hidup yang dianut. Termasuk di dalamnya adalah gaya hidup dan kepribadian.
3.Segmentasi geografi
Dikelompokkan atas faktor lingkup pasar, termasuk pertimbangan tempat operasi jasaakan dilakukan. Termasuk pengujian tingkat kepadatan penduduk, faktor iklim yang berpengaruh, dan standarisasi area pasar.
4.Segmentasi benefit
Manfaat yang dicari konsumen dari produk ataupun jasa adalah alasan utama yangmendasari mereka untuk membeli produk.
5.Segmentasi penggunaan
Mefokuskan pada tipe dan batasan penggunaan seperti heavy users, medium users,occasional users, atau non-users bagi jasa tersebut.
6.Segmentasi respon promosi
Lebih dititik beratkan pada bagaimana pelanggan merespons aktivitas promosi tertentudari perusahaan.

7.Segmentasi loyalitas

Loyal terhadap satu merek produk, loyal terhadap dua merek produk, loyal pada beberapa merek produk, dan tidak loyal.

8.Segmentasi Jasa

Mefokuskan perhatiannya pada apakah penawaran jasa bisa dibedakan, apakah sebuah produk membutuhakan level jasa yang sama, bisakah pengelompokan konsumendiidentifikasi dengan permintaan jasa yang sama.

Segmentasi demografi adalah cara segmentasi yang paling populer sebagaidasar untuk membagi kelompok pelanggan. Pada umumnya pelanggan memiliki keterkaitan erat dengan variabel-variabel demografi seperti pendapatan dan usia. Juga,untuk alasan praktis, sering ada lebih banyak data yang tersedia untuk membantudengan proses segmentasi demografis. Segmentasi demografi terdiri dari membagi pasar ke dalam kelompok berdasarkan pada variabel seperti sebagai berikut:

1.Umur
Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah dengan usia meskipun merekamungkin masih ingin konsumen jenis produk yang sama. Jadi seorang pemasar mendesain, paket dan mempromosikan produk yang berbeda untuk memenuhikeinginan kelompok usia yang berbeda. Contoh yang baik termasuk pemasaran pasta gigi (kontras branding pasta gigi untuk anak-anak dan orang dewasa).

2.Tahap siklus hidup
Tahap siklus hidup konsumen merupakan variabel penting, terutama di pasar seperti rekreasi dan pariwisata. Semisal golongan kaum muda lebih senang berkunjung ke Dunia Fantasi Ancol sedang golongan yang lebih tua memilih untuk wisata kebun di Taman Buah Mekarsari.

3.Gender
Segmentasi yang berbasis gender banyak digunakan dalam pemasaran. Contohnyauntuk pemasaran produk golongan pakaian, tata rambut, majalah dan perlengkapanmandi dan kosmetik.

4.Penghasilan
Dasar segmentasi lain yang popular adalah besarnya penghasilan konsumen.Banyak perusahaan mentargetkan pasar pada konsumen yang makmur untuk  barang-barang mewah dan jasa kenyamanan. Sebagai contoh layanan prima yang
diberikan perbankan untuk solusi nasabah yang berpenghasilan atau memiliki asetyang besar. Sebaliknya, banyak perusahaan fokus pada produk pemasaran langsungke konsumen dengan pendapatan yang relatif rendah. Contohnya perusahaan yangmemproduksi sabun colek dibanding detergen premium.

5.Kelas sosial
Banyak pemasar yang percaya bahwa preferensi dipengaruhi oleh kelas sosialkonsumen. Seperti preferensi konsumen terhadap barang-barang sperti mobil, pakaian, perabot rumah, kegiatan santai dan produk/jasa lainnya. Hal inimenggambarkan adanya hubungan yang jelas antara kelas sosial dengan tingkat pendapatan.

6.Gaya hidup
Pemasar semakin tertarik pada pengaruh "gaya hidup" dengan tingkat permintaankonsumen. Namun sayangnya, ada banyak sistem kategorisasi gaya hidup yang berbeda, karena sebagian gaya hidup justru diarahkan oleh pembuat iklan.

Data demografi dapat digunakan untuk mengidentifikasikan karakteristik  populasi untuk menentukan siapa pelanggan potensial, dan menentukan area geografisdimana mereka menetap. Informasi ini dapat digunakan untuk usaha pemasaran produk/jasa, bagaimana mengiklankannya, serta bagaimana perilaku pembelian mereka.(Putri, 2007)

Data ini umumnya digunakan oleh bisnis untuk mengidentifikasikan target pasar  bagi barang dan jasa mereka. Demografi umumnya digunakan untuk memberitahukanmengenai siapa pelanggan apa, dimana lokasi mereka, apa gender mereka dan bagaimana Anda ingin produk Anda dibeli oleh mereka.

Pergeseran-pergeseran komponen kependudukan seperti distribusi menurutumur, distribusi menurut wilayah, struktur umur, struktur pekerjaan, pola migrasi dan penurunan tingkat mortalitas dan fertilitas harus diamati secara seksama, terutama pengaruhnya terhadap segmentasi pasar, daya beli dan tingkah laku pengeluaran atas barang dan jasa. Hal ini menunjukkan bahwa struktur demografi mempengaruhi variable yang lain (dependent variable). Namun adakalanya variable lain mempengauh istruktur demografi seperti halnya sebelum kota Batam dijadikan sentra industri kotatersebut memiliki penduduk yang sedikit, setelah dijadikan sentra industri makamulailah kota Batam menjadi ramai. Oleh karena itu data demogarfi bisa kita anggapsebagai variable independent, sekaligus dependent. (Effendi, 2010)

Lima alasan mengapa kita tidak dapat mengabaikan segmentasi demografisyaitu:

1.Segmentasi dengan cara apapun selalu harus dilihat darikacamata demografi. Segmentasi gaya hidup, teknografi misalnya tetap harus dilihat dalam hubungannyadengan variabel-variabel demografi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dansebagainya. Segmen-segmen itu biasanya berhubungan erat dengan karakter-karakter kependudukan.

2.Informasi demografi adalah informasi yang paling mudahdijangkau dan paling murah untuk mengidentifikasi target market . Sekalipuninformasi ini tidak begitu sempurna untuk pemasaran.

3.Informasi demografi memberikan insight tentang trend yangsedang terjadi. Perubahan-perubahan penduduk menurut usia atau jenis rumahtangga akan menentukan jumlah permintaan beberapa jenis barang/jasa.

4.Demografi dapat digunakan untuk melihat perubahan permintaananeka produk.5.Demografi dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye-kampanye pemasaran suatu bisnis. Keberhasilan pemasaran harus bisa diukur dari besarnya pasar dan tekanan-tekanan pesaing pada pasar yang sama.